Berawal dari keinginannya untuk memelihara dan mengelola biota laut
dengan optimal, menjadikan Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, MSc ini tergerak untuk
mendalami ilmu akustik bawah air (underwater acoustic).
Dosen Ilmu Teknologi dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK),
Institut Pertanian Bogor (IPB) itu pun memulai membuat alat yang disebut ‘Buoy’
pada lima tahun silam.
“Dunia bawah air itu menyimpan banyak misteri dan potensi sumberdaya alam yang
begitu banyak. Seeing by Listening, mungkin demikian gambaran sederhana tentang
disiplin ilmu akustik bawah air,” ujar Prof. Indra Jaya saat berbincang dengan Okezone di
ruang kerjanya, di Bogor, Jawa Barat.
Terlebih, lanjut Prof. Indra, seiring dengan semakin pesatnya teknologi dan
dunia robotika, yang memungkinkan memadukan teknologi akustik bawah air dengan
perkembangan iptek instrumentasi (alat) dan pengolahan sinyal.
Perkembangan itulah yang mendorong Dekan FPIK IPB ini untuk menciptakan inovasi
teknologi, agar memahami kehidupan organisme dan lingkungan bawah air lebih
baik lagi, serta memudahkan pemanfaatan sumberdaya kelautan.
“Saya penasaran karena hampir seluruh peralatan oceanografi (bidang
kelautan kita) berasal dari luar dan tidak ada satupun yang dibuat oleh bangsa
sendiri. Inilah yang membuat saya berpikir untuk mencoba mengembangkan
peralatan oseanografi untuk bangsa sendiri,” ungkap pria kelahiran 10 April
1961.
Selama 10 tahun terakhir, ketua Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) ini
sudah merancang beberapa produk teknologi di bidang kelautan dan perikanan.
Saat ini sebanyak 18 produk teknologi telah ditelurkan pria yang menyelesaikan
program Doktoral di University of Delaware, AS pada 1996 ini.
Bahkan, enam diantaranya telah didaftarkan di kantor paten seperti Fry counter,
Alat pengukur tingkat kesegaran ikan, Pemberi pakan ikan/udang otomatis,
Instrumen pembeda jenis kelamin ikan koi, serta Alat sortir dan penghitung ikan
hidup.
Berbagai prestasi pun telah diukirnya baik di kancah nasional maupun
internasional. Terpilih menjadi Inovator Indonesia dari Kemenristek dan BIC
(Business Innovation Center) selama empat kali yaitu pada 2008, 2009, 2011, dan
2012 merupakan salah satu prestasi bergengsinya di tingkat nasional. Tidak
heran jika namanya sudah sangat dikenal di dunia kelautan.
Meski demikian, Prof. Indra Jaya belum merasa puas untuk terus berkarya. “Masih
banyak hal-hal yang belum saya capai. Misalnya saja saya berencana ingin
menciptakan autonomous vehicle yaitu wahana bawah air yang dapat bergerak
secara auto pilot (tidak perlu dikendalikan dari jarak jauh) pada 2015,”
jelasnya.
Disamping itu, lanjut pria penyandang gelar Doktor jebolan University of
Delaware, Amerika Serikat ini, ingin sekali dapat menciptakan kapal selam
mini pada 2020.
“Keinginan terbesar saya yang belum terwujud adalah ingin sekali menjadikan
teknologi bawah air, dapat kita kuasai dan menjadikan IPB sebagai pusat
teknologi kelautan, khususnya untuk teknologi bawah air,” tutup Prof.Indra
Jaya.
No comments:
Post a Comment