Kedatangan bulan
Ramadhan setiap tahunnya tak henti menjadi penghibur hati orang mukmin.
Bagaimana tidak, beribu keutamaan ditawarkan di bulan ini. Pahala diobral,
ampunan Allah bertebaran memenuhi setiap ruang dan waktu. Seorang yang
menyadari kurangnya bekal yang dimiliki untuk menghadapi hari penghitungan
kelak, tak ada rasa kecuali sumringah menyambut Ramadhan. Insan yang menyadari
betapa dosa melumuri dirinya, tidak ada rasa kecuali bahagia akan kedatangan
bulan Ramadhan.
Mukmin Sejati Itu Dermawan
Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari
bulan Ramadhan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya untuk
banyak bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan
lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu dermawan. Allah
dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh kepada umat Islam untuk
menjadi orang yang dermawan serta pemurah. Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah
salah satu sifat Allah Ta’ala, sebagaimana hadits:
إن الله تعالى
جواد يحب الجود
ويحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta
akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi)
Dari hadits ini demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pelit dan bakhil adalah
akhlak yang buruk dan bukanlah akhlak seorang mukmin sejati. Begitu juga, sifat
suka meminta-minta, bukanlah ciri seorang mukmin. Bahkan sebaliknya seorang
mukmin itu banyak memberi. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
اليد العليا خير
من اليد السفلى
واليد العليا هي
المنفقة واليد
السفلى هي السائلة
“Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan di atas
adalah orang yang memberi dan tangan yang dibawah adalah orang yang meminta.”
(HR. Bukhari no.1429, Muslim no.1033)
Selain itu, sifat dermawan jika di dukung dengan tafaqquh fiddin, mengilmui
agama dengan baik, sehingga terkumpul dua sifat yaitu alim dan juud (dermawan),
akan dicapai kedudukan hamba Allah yang paling tinggi. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّما الدنيا لأربعة
نفر: عبد رزقه
الله مالاً وعلماً
فهو يتقي فيه
ربه ويصل فيه
رحمه، ويعلم لله
فيه حقاً فهذا
بأفضل المنازل
“Dunia itu untuk 4 jenis hamba: Yang pertama, hamba yang diberikan rizqi oleh
Allah serta kepahaman terhadap ilmu agama. Ia bertaqwa kepada Allah dalam
menggunakan hartanya dan ia gunakan untuk menyambung silaturahim. Dan ia
menyadari terdapat hak Allah pada hartanya. Maka inilah kedudukan hamba yang
paling baik.” (HR. Tirmidzi, no.2325, ia berkata: “Hasan shahih”)
Keutamaan Bersedekah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah.
Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang
yang gemar bersedekah. Terdapat ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan,
keutamaan, kemuliaan orang-orang yang bersedekah. Ibnu Hajar Al Haitami
mengumpulkan ratusan hadits mengenai keutamaan sedekah dalam sebuah kitab yang
berjudul Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah, meskipun hampir
sebagiannya perlu dicek keshahihannya. Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh
kebaikan terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh
mengherankan bagi orang-orang yang mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia tidak
terpanggil hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah.
Diantara keutamaan bersedekah antara lain:
1. Sedekah dapat menghapus dosa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة تطفىء
الخطيئة كما
تطفىء الماء النار
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)
Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat
atas dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang
sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang,
mengambil harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah
merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang
demikian ini tidak dibenarkan karena termasuk dalam merasa aman dari makar
Allah, yang merupakan dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ
اللَّهِ فَلَا
يَأْمَنُ مَكْرَ
اللَّهِ إِلَّا
الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan
azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)
2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia
yang mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada naungan lain
selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang
mendapatkannya adalah:
رجل تصدق بصدقة
فأخفاها، حتى
لا تعلم شماله
ما تنفق يمينه
“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu
sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan
kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)
3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ما نقصت صدقة
من مال وما
زاد الله عبدا
بعفو إلا عزا
“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti
akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)
Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim, An
Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini mencakup
2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka
pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa
dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut
berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan
pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”
4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ
وَلَهُمْ أَجْرٌ
كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan
meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan
(ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al
Hadid: 18)
5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang
bersedekah.
من أنفق زوجين
في سبيل الله،
نودي في الجنة
يا عبد الله،
هذا خير: فمن
كان من أهل
الصلاة دُعي من
باب الصلاة، ومن
كان من أهل
الجهاد دُعي من
باب الجهاد، ومن
كان من أهل
الصدقة دُعي من
باب الصدقة
“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan
dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk
menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka
mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari
kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari
golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari
no.3666, Muslim no. 1027)
6. Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة برهان
“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)
An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu shadaqah
dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran
imannya)”
7. Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الصدقة لتطفىء
عن أهلها حر
القبور
“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani)
8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual-beli
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يا معشر التجار
! إن الشيطان والإثم
يحضران البيع . فشوبوا
بيعكم بالصدقة
“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam
jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi no.
1208, ia berkata: “Hasan shahih”)
9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus
tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:
مثل البخيل والمنفق ، كمثل رجلين
، عليهما جبتان
من حديد ،
من ثديهما إلى
تراقيهما ،
فأما المنفق : فلا
ينفق إلا سبغت
، أو وفرت
على جلده ،
حتى تخفي بنانه
، وتعفو أثره
. وأما البخيل : فلا
يريد أن ينفق
شيئا إلا لزقت
كل حلقة مكانها
، فهو يوسعها
ولا تتسع
“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang
yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga
selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa
bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak
terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan
orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya
merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR.
Bukhari no. 1443)
Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan? Ada rasa senang, bangga,
dada yang lapang setelah kita memberikan sedekah kepada orang lain yang
membutuhkan.
Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang mengabarkan tentang manfaat sedekah dan
keutamaan orang yang bersedekah. Tidakkah hati kita terpanggil?
Kedermawanan Rasulullah di Bulan Ramadhan
Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, teladan terbaik bagi kita, beliau
adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi
di bulan Ramadhan. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
كان رسول الله
صلى الله عليه
وسلم أجود الناس
، وكان أجود
ما يكون في
رمضان حين يلقاه
جبريل ، وكان
يلقاه في كل
ليلة من رمضان
فيُدارسه القرآن
، فالرسول الله
صلى الله عليه
وسلم أجودُ بالخير
من الريح المرسَلة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan.
Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril.
Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR.
Bukhari, no.6)
Dari hadits di atas diketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pada dasarnya adalah seorang yang sangat dermawan. Ini juga ditegaskan oleh
Anas bin Malik radhiallahu’anhu:
كان النبي صلى
الله عليه وسلم
أشجع الناس وأجود
الناس
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan
paling dermawan.” (HR. Bukhari no.1033, Muslim no. 2307)
Namun bulan Ramadhan merupakan momen yang spesial sehingga beliau lebih dermawan
lagi. Bahkan dalam hadits, kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dikatakan melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan demikian karena
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat ringan dan cepat dalam memberi,
tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang berhembus cepat. Dalam hadits
juga angin diberi sifat ‘mursalah’ (berhembus), mengisyaratkan kedermawanan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki nilai manfaat yang
besar, bukan asal memberi, serta terus-menerus sebagaimana angin yang baik dan
bermanfaat adalah angin yang berhembus terus-menerus.
Penjelasan ini disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari.
Oleh karena itu, kita yang mengaku meneladani beliau sudah selayaknya memiliki
semangat yang sama. Yaitu semangat untuk bersedekah lebih sering, lebih banyak
dan lebih bermanfaat di bulan Ramadhan, melebihi bulan-bulan lainnya.
Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan
Salah satu sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi teladan untuk
lebih bersemangat dalam bersedekah di bulan Ramadhan adalah karena bersedekah
di bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan lainnya. Diantara
keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah:
1. Puasa digabungkan dengan sedekah dan shalat malam sama dengan jaminan
surga.
Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang agung, bahkan pahala puasa tidak
terbatas kelipatannya. Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi:
كل عمل ابن
آدم له الحسنة
بعشر أمثالها إلى
سبعمائة ضعف
قال عز و
جل : إلا الصيام
فإنه لي و
أنا الذي أجزي
به
“Setiap amal manusia akan diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat.
Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan
Aku yang akan membalasnya.’” (HR. Muslim no.1151)
Dan sedekah, telah kita ketahui keutamaannya. Kemudian shalat malam, juga
merupakan ibadah yang agung, jika didirikan di bulan Ramadhan dapat menjadi
penghapus dosa-dosa yang telah lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
من قام رمضان
إيماناً واحتساباً غفر له ما
تقدم من ذنبه
“Orang yang shalat malam karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni
dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no.37, 2009, Muslim, no. 759)
Ketiga amalan yang agung ini terkumpul di bulan Ramadhan dan jika semuanya
dikerjakan balasannya adalah jaminan surga. Sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إن في الجنة
غرفا يرى ظاهرها
من باطنها وباطنها من ظاهرها أعدها
الله لمن ألان
الكلام وأطعم الطعام
وتابع الصيام وصلى
بالليل والناس نيام
“Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat
dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah
menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan,
berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur.” (HR. At Tirmidzi
no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di
Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At Targhib, 946)
2. Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.
Kita telah mengetahui betapa besarnya pahala puasa Ramadhan. Bayangkan jika
kita bisa menambah pahala puasa kita dengan pahala puasa orang lain, maka
pahala yang kita raih lebih berlipat lagi. Subhanallah! Dan ini bisa terjadi
dengan sedekah, yaitu dengan memberikan hidangan berbuka puasa untuk orang lain
yang berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من فطر صائما
كان له مثل
أجره ، غير
أنه لا ينقص
من أجر الصائم
شيئا
“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa,
ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi
pahalanya.” (HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)
Padahal hidangan berbuka puasa sudah cukup dengan tiga butir kurma atau bahkan
hanya segelas air, sesuatu yang mudah dan murah untuk diberikan kepada orang
lain.
كان رسول الله
صلى الله عليه
وسلم يفطر على
رطبات قبل أن
يصلي فإن لم
تكن رطبات فعلى
تمرات فإن لم
تكن حسا حسوات
من ماء
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa dengan beberapa
ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma kering),
jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air.” (HR. At Tirmidzi, Ahmad, Abu
Daud)
Betapa Allah Ta’ala sangat pemurah kepada hamba-Nya dengan membuka kesempatan
menuai pahala begitu lebarnya di bulan yang penuh berkah ini.
3. Bersedekah di bulan Ramadhan lebih dimudahkan.
Salah satu keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan adalah bahwa di bulan mulia
ini, setiap orang lebih dimudahkan untuk berbuat amalan kebaikan, termasuk
sedekah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya manusia mudah terpedaya godaan
setan yang senantiasa mengajak manusia meninggalkan kebaikan, setan berkata:
فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ
صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (Qs. Al A’raf: 16)
Sehingga manusia enggan dan berat untuk beramal. Namun di bulan Ramadhan ini
Allah mudahkan hamba-Nya untuk berbuat kebaikan, sebagaimana dikabarkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إذا جاء رمضان
فتحت أبواب الجنة
، وغلقت أبواب
النار ، وصفدت
الشياطين
“Jika datang bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan
setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no.3277, Muslim no. 1079)
Dan pada realitanya kita melihat sendiri betapa suasana Ramadhan begitu
berbedanya dengan bulan lain. Orang-orang bersemangat melakukan amalan kebaikan
yang biasanya tidak ia lakukan di bulan-bulan lainnya. Subhanallah.
Bahkan setiap amalan sunnah kebaikan di bulan Ramadhan diganjar pahala
sebagaimana amalan wajib, dan amalan wajib diganjar dengan 70 kali lipat pahala
ibadah wajib diluar bulan Ramadhan:
يا أيها الناس
قد أظلكم شهر
عظيم ، شهر
فيه ليلة خير
من ألف شهر
، جعل الله
صيامه فريضة ،
و قيام ليله
تطوعا ، و
من تقرب فيه
بخصلة من الخير
كان كمن أدى
فريضة فيما سواه
، و من
أدى فريضة كان
كمن أدى سبعين
فريضة فيما سواه
، و هو
شهر الصبر و
الصبر ثوابه الجنة
، و شهر
المواساة ،
و شهر يزاد
فيه رزق المؤمن
، و من
فطر فيه صائما
كان مغفرة لذنوبه
، و عتق
رقبته من النار
، و كان
له مثل أجره
من غير أن
ينتقص من أجره
شيء قالوا : يا
رسول الله ليس
كلنا يجد ما
يفطر الصائم ،
قال : يعطي الله
هذا الثواب من
فطر صائما على
مذقة لبن ،
أو تمرة ،
أو شربة من
ماء ، و
من أشبع صائما
سقاه الله من
الحوض شربة لايظمأ
حتى يدخل الجنة
، و هو
شهر أوله رحمة
و وسطه مغفرة
و آخره عتق
من النار ،
“Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah.
Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih baik dari
1000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban,
dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah (tathawwu’). Barangsiapa
(pada bulan itu) mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia
seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa
yang mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan
di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu
balasannya surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong, di mana di dalamnya rezki
seorang Mukmin bertambah (ditambah). Barangsiapa (pada bulan itu) memberikan
buka kepada seorang yang berpuasa, maka itu menjadi maghfirah
(pengampunan) atas dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia
memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala
orang yang berpuasa (itu) sedikitpun.” Kemudian para Sahabat berkata, “Wahai
Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan sebagai buka
orang yang berpuasa.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Allah
memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan buka dari sebutir
kurma, atau satu teguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan yang permulaannya
rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api
neraka.”
إن الله كتب
الحسنات والسيئات ثم بين ذلك
فمن هم بحسنة
فلم يعملها كتبها
الله له عنده
حسنة كاملة فإن
هو هم بها
فعملها كتبها الله
له عنده عشر
حسنات إلى سبع
مائة ضعف إلى
أضعاف كثيرة
“Sesungguhnya Allah mencatat setiap amal kebaikan dan amal keburukan.” Kemudian
Rasulullah menjelaskan: “Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, namun tidak
mengamalkannya, Allah mencatat baginya satu pahala kebaikan sempurna.
Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, lalu mengamalkannya, Allah mencatat
pahala baginya 10 sampai 700 kali lipat banyaknya.” (HR. Muslim no.1955)
Oleh karena itu, orang yang bersedekah di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan
pahalanya 10 sampai 700 kali lipat karena sedekah adalah amal kebaikan,
kemudian berdasarkan Al A’raf ayat 16 khusus amalan sedekah dilipatkan-gandakan
lagi sesuai kehendak Allah. Kemudian ditambah lagi mendapatkan berbagai
keutamaan sedekah. Lalu jika ia mengiringi amalan sedekahnya dengan puasa
dengan shalat malam, maka diberi baginya jaminan surga. Kemudian jika ia tidak
terlupa untuk bersedekah memberi hidangan berbuka puasa bagi bagi orang yang
berpuasa, maka pahala yang sudah dilipatgandakan tadi ditambah lagi dengan
pahala orang yang diberi sedekah. Jika orang yang diberi hidangan berbuka puasa
lebih dari satu maka pahala yang didapat lebih berlipat lagi.