June 18, 2014

Riwayat Dolly


Kutulis dalam menangis, semoga menjadi pengingat yang terwaris
Doakan saudara kita yg hari ini berjuang menutup Dolly. -salim a. fillah-




JIKA tidak ada aral melintang, dalam hitungan jam ke depan, Gang Dolly—tempat pelacuran yang konon terbesar di Asia Tenggara—akan segera ditutup. Bagaimana sebenarnya wilayah ini didirikan dan ujung-ujungnya menjadi tempat bisnis birahi?
Kawasan Dolly Surabaya sendiri berada di sebuah daerah yang masuk dalam wilayah jarak, Pasar Kembang, Surabaya Jawa Timur. Di tempat tersebut, banyak dijumpai rumah prostitusi yang menawarkan pekerja seks komersial (PSK) atau pelacur. Para penjaja cinta tersebut biasanya akan dikumpulkan dalam sebuah tempat khusus menyerupai etalase. Sehingga siapapun yang melintasi kawasan tersebut akan dengan mudah melihat para wanita penghibur itu.
Dalam sejarahnya, nama Dolly ini dikenal sejak masa penjajahan Belanda. Dimana pada saat itu, kawasan tersebut dikenal sebagai pusat prostitusi yang menjadi tujuan para tentara Belanda. Pengelola lokalilasi itu adalah seorang perempuan keturunan Belanda yang bernama Tante Dolly Van Der Mart. Itulah mengapa, kawasan ini kemudian dikenal sebagai gang Dolly.
Belum diketahui pasti kapan berdirinya, namun setidaknya keberadaan gang Dolly sudah ratusan tahun. Awal pendiriannya, tante Dolly, sapaan akrab Dolly waktu itu, hanya menyediakan beberapa gadis untuk menjadi pekerja seks komersial. Melayani dan memuaskan syahwat para tentara Belanda.
Seiring berjalannya waktu, ternyata pelayanan para gadis asuhan tante Dolly tersebut mampu menarik perhatian para tentara untuk datang kembali. Dalam perkembangannya, gang Dolly semakin dikenal masyakarat luas.
Tidak hanya prajurit Belanda saja yang berkunjung, namun warga pribumi dan saudagar yang berdagang di Surabaya juga ikut menikmati layanan PSK. Sehingga kondisi tersebut berpengaruh kepada kuantitas pengunjung dan jumlah PSK.
Pada saat ini, keturunan dari Dolly Van Der mart masih hidup dan berdiam di Surabaya. Namun begitu, mereka tidak lagi meneruskan usaha yang dirintis oleh nenek moyangnya tersebut. Di sisi lain, walaupun tidak ada keturunan dari Dolly Van Der Mart yang melanjutkan usaha ini, namun nama Dolly sudah melekat dan menjadi sebuah identitas tersendiri bagi kawasan prostitusi ini.
Konon lokalisasi ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara lebih besar dari Patpong di Bangkok, Thailand dan Geylang di Singapura. Bahkan pernah terjadi kontroversi untuk memasukkan Gang Dolly sebagai salah satu daerah tujuan wisata Surabaya bagi wisatawan mancanegara.
 [berbagai sumber]



No comments:

Post a Comment

:)

 Selamat ulang tahun annaku SYFIA NUR SHABRINA ke -3tahun di tahun 2024   semoga Allah SWT mempertemukan kita kelak di dalam Surga Firdaus...