Korporatokrasi, Dari
Arab Saudi Sampai Pilpres Indonesia
Sekelompok banker dari Bank Dunia, IMF, dan bank swasta;
pemimpin perusahaan: dan pejabat pemerintah adalah kombinasi sempurna yang oleh
Perkins disebut sebagai korporatokrasi, dan mereka semua inilah yang
mengendalikan sistem ekonomi dunia. Perkins menyebut nama Robert McNamara
sebagai pemain kunci dalam sistem yang menggerakkan antara pemerintah, pihak
swasta dan institusi bank.
Hitman ekonomi itu
memang ada. John Perkins, dalam bukunya yang berjudul Confessions of an
Economic Hit Man berkata, "Saya seorang hitman." Siapa dan apa
gerangan Perkins dan hitman itu sendiri?
Secara khusus hitman
ekonomi diartikan sebagai seseorang yang dibayar secara professional untuk
"mengintip" negara-negara di seluruh dunia. Mereka bertugas mengepak
uang dari Bank Dunia, agen AS untuk pembagunan ekonomi dunia dan organisasi
bantuan luar negeri lainnya kepada sebagian kecil korporasi besar dan
segelintir orang kaya di sebuah negara yang mengontrol kekayaan alamnya.
Perlengkapan mereka adalah laporan finansial, pemilu, seks, dan pembunuhan.
Mereka memainkan perannya seperti memainkan sebuah kerajaan besar, dan
menyesuaikan diri dengan dimensi globalisasi.
Pasca kejadian
September Hitam 9/11 dan invasi AS atas Iraq, John Perkins dilanda ketakutan
luar biasa akan masa depan dunia. Peristiwa ini yang menurut Perkins membuatnya
menuliskan pengalamannya sebagai seorang hitman. Awalnya adalah melalui sebuah
seri kejadian yang tampaknya memang telah disiapkan, Perkins direkrut oleh Agen
Keamanan Nasional dan mulai bekerja sebagai seorang ekonom di perusahaan
Boston, Chas. T. Main, Main. Faktanya, dia adalah seorang hitman ekonomi dan
Main hanya sebuah mesin operasinya.
"Kami sebuah
klub kecil yang ekslusif. Kami dibayar, sangat mahal, untuk meneliti
negara-negara di seluruh dunia. Tugas besar kami adalah membuat para pemimpin
dunia mau menerapkan kepentingan komersial AS. Pada akhirnya para pemimpin
negara ini terperangkap dalam jaringan utang yang harus membuat mereka setia
(kepada AS)." Perkins memaparkan deskripsi pekerjaannya.
Sejarah hitman
ekonomi dunia dimulai di Iran pada tahun 1953 ketika seorang agen CIA, Kermit
Roosevelt memimpin pemilu demokrasi Mohammed Mossadegh. Dengan jalan menyuap
dan ancaman, kekisruhan dan rusuh massal, usaha Roosevelt menghasilkan
tergulingnya Mossadegh dan dimulainya kepemimpinan Shah Iran, tanpa menggunakan
militer.
Namun pencapaian ini menyebabkan masalah besar lainnya. Risiko
Kermit Roosevelt tertangkap, maka akan terbongkar semua hubungannya dengan CIA
dan pemerintahan AS. Maka, Hitman ekonomi menjadi solusi. Perkins menulis,
"Hitman ekonomi tidak digaji oleh pemerintah; tapi mereka mengambil
gajinya dari sektor swasta. Hasilnya, jika kerja mereka terungkap ke publik,
maka yang tercoreng adalah badan swasta tersebut, bukan kebijakan
pemerintah." Di sini taktik Kermit Roosevelt menjadi prosedur standar
kerja bagi Hitman ekonomi.
Sekelompok banker
dari Bank Dunia, IMF, dan bank swasta; pemimpin perusahaan: dan pejabat
pemerintah adalah kombinasi sempurna yang oleh Perkins disebut sebagai
"korporatokrasi", dan mereka semua inilah yang mengendalikan sistem
ekonomi dunia. Perkins menyebut nama Robert McNamara sebagai pemain kunci dalam
sistem yang menggerakkan antara pemerintah, pihak swasta dan institusi bank.
Sebagai seorang
hitman ekonomi, Perkins plesir ke berbagai negara di Asia, Amerika Latin dan
Timur Tengah. Dia menulis kerja Shah Iran dengan tinta emas, melumatkan
Indonesia, dan bahkan kekonyolan pangeran-pangeran Arab Saudi. Dia bekerja sama
dengan presiden Panama Omar Torrijos dan presiden Ekuador Jaime Roldos, dua
orang yang Perkins sebut sebagai "semangat keluarga". "Mereka
berdua dilenyapkan karena mereka menentang kemapanan korporatokrasi yang
tujuannya adalah mendirikan kerajan dunia." demikian Perkins.
Buku Perkins telah menguncang dunia
dan memberikan cerita menegangkan kepada orang-orang di berbagai Negara.
Perkins menerangkan
bahwa kekacauan dalam laju ekonomi global sekarang adalah sesuatu yang tak bisa
dideteksi oleh para hitman ekonomi, begitu juga Robert McNamara yang tak
mengerti penyebabnya. Ia menyebutkan bahwa di dunia ini hanya ada enam negara
yang sekarang ini menolak korporatokrasi dalam pemilu mereka, yaitu Chile,
Argentina, Brazil, Uruguay, Venezuela, and Ekuador. Selebihnya, termasuk
Indonesia, masih lekat dengan dominasi korporatokrasi. (sa/dlycllgn)
No comments:
Post a Comment